Rabu, 12 Agustus 2020

Materi Pengajian Masjid An-Nur Ciwangi

Pengajian Masjid An-Nur


Serakah Membawa Musibah 

Oleh : Asep Saepudin Soleh


 

Kecintaan manusia terhadap harta

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ

وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ

حُسْنُ الْمَآبِ (ال عمران : ٢۹)  

" Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."  )Q.S. Ali Imran : 29)


وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا (٤٥) الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا(٤٦)

“Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allâh Mahakuasa atas segala sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabb-mu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” )Q.S. Al-Kahfi : 45-46(


Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ (رواه البخارى)   

“Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)


Larangan Mendapatkan Harta dengan Cara Batil

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا (النساء : ٢۹)  

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kalian. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada kalian." )Q.S. An-Nisa : 29) 


لَاتَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ (رواه الترمذى)  

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (Kedua,) tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (Ketiga,) Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. (Keempat,) tentang tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.” (HR Tirmidzi dan Tirmidzi berkara hasan shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ad-Darimi dan lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad bin Nashiruddin Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah.)

 

Keserakahan yang membawa kehancuran

وَعَنْ جَابِرٍ رضى الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اِتَّقُوْا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوْا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ (رواه مسلم)

“Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan dzalim, karena kedzaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka”. (HR: Muslim).


إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالشُّحِّ أَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخِلُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا (رواه ابو داود)

“Hati-hatilah kalian terhadap As-syuhh (kikir), sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah binasa karena disebabkan oleh As-syuhh (kikir). As-syuhh (kikir) itu mengajak mereka untuk bakhil, maka mereka berbuat bakhil; ia itu mengajak memutuskan tali silaturrahmi, maka mereka memutuskan tali silaturrahmi; dan ia itu mengajak mereka untuk berdosa, maka mereka berbuat dosa” (HR. Abu Daud 2/324 no. 1698.)

 

Selasa, 12 Maret 2013

Serakah Membawa Musibah



Serakah Membawa Musibah
Oleh : Asep Saepudin Soleh

Setiap manusia pasti ingin mendapatkan sesuatu khususnya harta dalam jumlah yang banyak sehingga bisa mencukupi diri dan keluarga serta bisa berbagi kepada orang lain. Berbagai cara dan usahapun dilakukan demi mendapatkan harta yang banyak.
Namun apa dikata keinginan tidak selalu sejalan dengan kenyataan, ada saat dimana kita mendapat banyak, tapi pada saat lain kita mendapat sedidkit bahkan sangat sedikit dan tidak dapat mencukupi kebutuhan. Pantas jika ada pepatah mengatakan bahwa harta ibarat sebuah bayangan, ketika kita kejar ia lari ketika kita diam ia pun diam.
Kecintaan pada harta dunia senantiasa menghiasi kehidupan manusia, tidak jarang orang yang ingin mendapatkan harta sampai berani merampas hak milik orang lain, bersifat kikir dan serakah.
Dalam istilah bahasa arab, ada dua kata untuk memberi sebutan kepada orang yang haus akan harta, pertama menggunakan kata bukhlun atau bakhil yang berarti kikir, yang kedua menggunakan kata Syuhhun yang berarti serakah atau tamak. Orang yang mempunyai sifat serakah selain kikir dia juga tamak terhadap harta, dia tidak rela berbagi dengan sesama dan ingin semua harta menjadi miliknya sendiri. Sifat serakah sangat berbahaya karena selain akan merugikan diri sendiri juga merugikan orang lain. Kita masih ingat bagaimana Qorun ditenggelamkan ke dalam tanah bersama harta yang dipuja-pujanya karena kekikirannya dan kufur terhadap Yang aha Memberi yaitu Allah SWT.
Memang pada dasarnya pada diri manusia terdapat potensi untuk bersifat kikir. Tetapi ada orang yang melawan sifat kikir tersebut, dan ada juga orang yang menurutinya. Dalam sebuah hadits rosul riwayat Ath-Thabrani dan Nashirudin Al-Albani menyebutkan hadits ini hasan, bahwa ada tiga penyakit hati yang dapat merusak, yaitu ; syuhhun mutha`un wahawan muttaba`un wai`jabul mari binafsihi (Kikir atau serakah yang ditaati, hawa nafsu yang diperturukkan, dan kekaguman sesrorang pada dirinya sendiri). Dalam sebuah hadits Allah memperingatkan kepada kita, “hati-hatilah kamu dari sifat kikir (serakah), maka sesungguhnya kikir itu telah membinasakan orang sebelum kamu”.
Sebagai contoh, di masa Nabi Isa ada seorang lelaki Bani Isroil  yang datang kepada Nabi Isa as dan berkata, Wahai Isa, saya ingin bersahabat dan selalu bersamamu!, Nabi Isa berkata, “Baiklah, marilah berjalan mengikutiku!!”. Beberapa lamanya berjalan orang itu

Dari kisah Bani Isroil tadi ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik, bahwa sifat kikir yang ada pada diri seseorang senantiasa akan melakukan perbuatan, tindakan merampas hak milik orang lain, dia berani berbohong dan senantiasa tidak merasa puas terhadap bagiannya yang pada akhirnya kebinasaanlah yang dia dapatkan. Seandainya dia bersifat qona`ah dan ridla akan bagiannya niscaya dia selamat an akan menikmati harta bagiannya. Tetapi karena dia menuruti sifat serakahnya pada akhirnya jangankan menikmati, yang terjadi dirinya kebinasaan menimpa dirinya.

Oleh karenanya Allah mengingatkan kita dalam al-Quran,  “dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.”(QS. Al-Baqarah : 188). Wallohu a`lam.⟳⟳

Materi Pengajian Masjid An-Nur Ciwangi

Pengajian Masjid An-Nur Serakah Membawa Musibah   Oleh : Asep Saepudin Soleh   Kecintaan manusia terhadap harta زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبّ...